Namo Buddhaya Selamat datang di blog Dhamma Bestari Mempawah

Senin, 12 April 2010

Filosofi Pacul




Cangkul atau pacul dalam bahasa jawa merupakan alat yang sangat
dibutuhkan, khususnya petani .Pacul atau cangkul di gunaka untuk
mengolah tanah agar siap digunakan untuk menanam bibit . ada 4 hal
yang penting yang terkandung dalam cangkul antara lain :

1. Landep : Adalah bagian yang tajam pada cangkul untuk mengali tanah. Ini diibaratkan dalam pemikiran yang tajam, kemampuan manajerial yangbitu kemampuan untuk memperhitungkan terlebih dahulu kerugian dan keuntungan yang mungkin akan diterima. Memiliki kemampuan untuk memikirkan secara jernih sebelum bertindak. Di dalam Agama Buddha sesuai dengan ayat Dhammapada ayat 1, landep berarti pikiran pikiran benar dan dilandasi pengertian yang benar (Jalan Mulia Berunsur Delapan). Filsafat ini tidak hanya digunakan untuk para petani, tetapi di gunakan oleh semua umat, baik pedagang, usahawan, maupun pegawai negeri maupun swasta.

2. Bawak : Berasal dari kata “Ngobahke awak” atau mengerakan badan. Setelah berfikir dengan benar kita harus mau bekerja keras agar memperoleh hasil yang maksimal, tidak tidak malas dan menghargai waktu.

3. Doran : Adalah bagian dari cangkul yang berfungsi untuk pegangan tangan. Doran berasal dari kata “ ora maido karo pangeran “ atau tidak melupaka Pangeran atau Tuhan maknanya adalah apapunyang dikerjakan atau di lakukan harus sejalan dengan keyakinan. Hal ini berarti ajaran ajaran Buddha di jadikan pedoman hidup kita. Doran berarti keyakinan, dengan kayakinan yang kuat maka kita akan semangat dalam bekerja, yakin akan hasil yang akan di capai.Kalau tak yakin akan di capai maka ahasilnya akan tidak maksimal, sama dengan doran atau pacul pegangan tangan yang lemah, membuat doran mudah lepas atau tidak kuat pacul atau cangkul tidak dapat digunakan untuk bekerja menggali tanah seperti halnya manusia. Bekerja tanpa kayakinan dan semangat hasil yang diperoleh tidak akan maksimal , sepeti yang diharapkan.

4. Tanding : Adalah bagian cangkul yang befungsi mengatur keseimbangan agar cangkul dapat digunakan dengan nyaman. Miskipun ukuranya kecil jika tandingnya bemasalah maka orang yang menyangkul pu akan merasa tidak akan nyaman, kerja pun bermasalah. Makna sari tanding ini adalah keseimbangan antara kehidupan social dan kehidupan spiritual. Sebagai umat awam, keseimbangan antara kehidupan social dan kehidupan spiritual adalah mutlak. Dalam agama Buddha diibaratkan “upekha “. Bahwa harus ada keseimbangan antara kesejahteraan dan kedamainan batin . Sosial ekonomi dan kemampuan batin harus ada keseimbangan. Jika memilik kekayaan berlimpah namun tidak diimbangi dengan batin yang kuat, manusia akan menjadi kikir, tidak mau berbagi dengan yang lain yang mengalami kesusahan (dana). Sebaliknya jika batin kuat namun social ekonomi kekurangan, sanak keluarga menjadi terlantar kehidupanya, baik kesehatan . pendidikan dan kesejahteraannya seperti tercantum dalam Dhammapada 156.

Contoh nyata, Negara Indonesia kaya raya hasil bumi makmur , kaya minyak bumi, rempah-rempah dan hayati, namun para penguasa dan pejabat Negara masih banyak yang korupsi, moralitas lemah terjadi banyak makelar kasus seperti ditjen pajak dan lainya Negara kacau balau, demantran menuntut keadilan, pengangguran, kelaparan dan kemiskinan, Sebagai umat Buddha yang baik marilah kita keseimbangkan antara ekonomi social dan kedamaian batin sehingga keluarga menjadi sejahtera dan damai, bangsa Indonesia pun sejahtera dan damai.

Sumber Majalah Permata Dhamma Edisi 14 Desember 2009

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com